Platform Metaverse yang Sudah Bisa Dicoba

 

Platform Metaverse yang Sudah Bisa Dicoba Sekarang Juga




Banyak perusahaan yang tengah sibuk membangun platform metaverse demi menyambut masa depan. Berikut adalah deretan platform metaverse yang sudah bisa diakses dari sekarang

Hampir setahun berlalu semenjak Facebook resmi mengganti nama induk perusahaannya menjadi Meta dan memutuskan untuk berfokus pada pengembangan metaverse. Namun seperti yang kita tahu, Facebook bukan satu-satunya perusahaan yang tengah sibuk membangun platform metaverse.

Secara umum, definisi metaverse memang masih banyak memicu perdebatan. Namun sebagian besar perusahaan yang mengerjakan proyek metaverse setidaknya bisa setuju akan satu hal: bahwa metaverse itu akan melibatkan banyak orang dan banyak dunia virtual sekaligus, dan inilah yang mendorong masing-masing perusahaan untuk mewujudkan visi metaverse-nya.

Di sisi lain, banyak yang berargumen bahwa tren metaverse saat ini masih dalam tahap awal, dan realisasinya mungkin masih membutuhkan waktu beberapa tahun lagi. Terlepas dari itu, saat ini sudah ada cukup banyak platform metaverse yang operasional selagi masih terus disempurnakan oleh pengembangnya.

Di artikel ini, saya sudah memilihkan daftar platform metaverse yang bisa Anda coba sekarang juga, termasuk yang merupakan karya anak bangsa.

Daftar platform metaverse yang sudah bisa dimainkan saat ini


1. The Sandbox


Dengan gaya visual 3D kotak-kotak, tidak heran kalau The Sandbox kerap disebut sebagai Minecraft versi blockchain — apalagi setelah mengetahui bahwa Minecraft memang anti terhadap NFT dan blockchain. Sesuai namanya, The Sandbox membebaskan para penggunanya untuk menciptakan apa saja yang bisa mereka bayangkan, yang semuanya kemudian dapat diperjual-belikan sebagai aset NFT Ethereum.

Lahan virtual merupakan salah satu komoditi paling berharga di The Sandbox, dan tidak sedikit perusahaan atau sosok ternama yang berani menggelontorkan dana besar demi mengamankan tempatnya di metaverse The Sandbox. Yang terbaru, skateboarder legendaris Tony Hawk mengumumkan rencananya untuk membangun skatepark virtual terbesar di The Sandbox.

Kemitraan dengan brand kenamaan merupakan salah satu kekuatan utama The Sandbox. Tercatat sejauh ini sudah ada lebih dari 165 brand yang sibuk membangun IP-nya di metaverse The Sandbox, termasuk halnya perusahaan video game asal Prancis, Ubisoft.

Selain Minecraft, The Sandbox juga punya banyak kemiripan dengan Roblox, terutama terkait fungsinya sebagai platform untuk menciptakan beraneka ragam mini game.


2. Horizon Worlds

Secara teknis, Horizon Worlds merupakan sebuah game virtual reality yang dilengkapi integrasi sistem pembuatan game. Dengan memanfaatkan sederet tool yang tersedia beserta kontrol yang intuitif dalam lingkup VR, pengguna dapat menciptakan beragam objek maupun pengalaman menarik di Horizon Worlds.

Awalnya dikenal dengan nama Facebook Horizon, Horizon Worlds jauh lebih berfokus pada konten yang diciptakan oleh para penggunanya (user-generated) ketimbang aplikasi-aplikasi VR sosial yang pernah Facebook buat sebelumnya. Sejak diumumkan pertama kali pada tahun 2019, Horizon Worlds telah mengalami banyak penyempurnaan, terutama dari segi visual.

Horizon Worlds saat ini sudah bisa diakses menggunakan VR headset Meta Quest 2, namun sayangnya baru di kawasan Amerika Serikat dan Kanada saja. Kabar baiknya, versi smartphone Horizon Worlds dijadwalkan hadir pada tahun 2022 ini juga, berdasarkan pernyataan Mark Zuckerberg sendiri.


3. Decentraland



Salah satu pionir tren metaverseDecentraland merupakan sebuah platform metaverse yang sangat ramah terhadap kalangan kreator. Menggunakan builder tool yang komprehensif namun mudah dioperasikan, kreator bisa menciptakan berbagai macam pengalaman virtual yang menarik di Decentraland.

Bukan cuma itu, pengguna Decentraland juga bisa memperjual-belikan lahan virtual maupun aset-aset lain seperti avatar dan aneka busananya menggunakan mata uang crypto MANA. Hampir semua elemen virtual di Decentraland dimiliki oleh para penggunanya, dan semuanya tersimpan secara permanen di ekosistem blockchain Ethereum.

Selain menciptakan aset digital yang spesifik untuk Decentraland, kreator juga dapat membawa aset NFT yang dibuatnya di tempat lain menuju ke Decentraland, seperti yang dilakukan oleh Dolce & Gabbana baru-baru ini.

Aspek menarik lain dari Decentraland adalah kemudahan aksesnya: metaverse yang satu ini dapat langsung diakses lewat browser komputer tanpa perlu mengunduh apa-apa. Anda juga tidak harus membuat akun atau menyambungkan crypto wallet kalau sekadar ingin mencoba mengeksplorasi Decentraland.


4. Voxels


Sebelumnya dikenal dengan nama Cryptovoxels, Voxels dideskripsikan sebagai tempat untuk membeli lahan virtual, membangun pagelaran seni, game, dan masih banyak lagi. Kalau premis tersebut kedengaran familier, itu karena definisi metaverse yang populer saat ini memang tidak jauh-jauh dari situ.
Secara visual, Voxels mengadopsi tampilan 3D kotak-kotak layaknya The Sandbox. Juga sama seperti The Sandbox, Voxels yang dibangun di atas ekosistem Ethereum ini juga telah beberapa kali dipercaya untuk menjadi venue sejumlah event bergengsi. Untuk mulai berkelana di metaverse Voxels, Anda hanya perlu menyiapkan browser komputer saja.




5. Somnium Space


Berawal dari sekadar platform sosial untuk pengguna VR headsetSomnium Space telah berevolusi menjadi sebuah platform metaverse dengan fitur yang komplet dan sistem ekonominya sendiri yang berbasis pada token CUBE. Seperti di platform metaverse lain, pengguna juga bisa membeli lahan virtual dan mengisinya dengan hasil imajinasi mereka di Somnium Spaces.

Tak hanya kompatibel dengan berbagai VR headset, Somnium Spaces juga dapat diakses menggunakan browser komputer jika diperlukan. Ekosistem aset digitalnya juga terbilang luas dan mencakup blockchain Ethereum dan Solana sekaligus. Ini penting mengingat Somnium Space menawarkan fitur import NFT kepada para penggunanya.


6. Metanesia

Sesuai janji, artikel ini juga akan menyoroti metaverse bikinan anak bangsa. Platformnya ada beberapa, tapi sejauh ini yang sudah bisa dicoba oleh publik adalah MetaNesia, platform metaverse besutan Telkom, yang resmi dibuka untuk umum pada akhir bulan Juli kemarin. Oleh Telkom, MetaNesia sengaja dirancang agar bisa menjadi wadah representasi visual buat banyak brand, termasuk halnya para pemilik usaha kecil yang tertarik menjangkau peluang baru.

Untuk mengakses MetaNesia, pengguna perlu mengunduh aplikasinya di perangkat Windows ataupun macOS. Ke depannya, Telkom memastikan bahwa versi Android dan iOS-nya akan menyusul, begitu juga versi yang dioptimalkan untuk perangkat VR headset.

Di luar MetaNesia, daftar platform metaverse lokal yang bisa dilirik mencakup RansVerseJagat, dan platform besutan WIR Group yang bernama Nusameta. Ketiganya saat ini masih sedang dalam tahap pengembangan dan belum dibuka untuk umum.



Source: https://hybrid.co.id/post/10-platform-metaverse-yang-sudah-bisa-dicoba-sekarang-juga

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama